Merawat Anak yang Terkena KIPI

Oleh: Arif Rohman Mansur, S.Kep.Ns

Definisi KIPI
Pembaca majalah kesehatan muslim yang semoga dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala, pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama membahas tentang cara merawat anak yang mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) atau dalam istilah bahasa inggris dikenal sbagai adverse event following Immunization (AEFI). Dalam ilmu kedokteran setiap jenis terapi biasanya memiliki risiko relatif (Relatif Risk) atau risiko yang mungkin timbul karena suatu terapi yang diberikan guna mencegah atau mengatasi suatu penyakit.

KIPI menurut KEPMENKES 1626 Tahun 2005 yaitu kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi, baik berupa efek vaksin ataupun efek samping, keracunan, reaksi sensitivitas, efek farmakologis, kesalahan program, koinsidensi (faktor kebetulan), reaksi suntikan, atau hubungan sebab akibat tidak dapat ditentukan yang dapat terjadi setelah pemberian vaksin atau imunisasi pada anak. KIPI dapat terjadi dalam kurun waktu 24 jam sampai 12 bulan atau lebih selama diyakini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat hal itu terjadi setelah pemberian imunisasi.

Yang perlu kita cermati bersama bahwa timbulnya risiko pada suatu pengobatan tidak selalu disebabkan oleh obat atau vaksin yang diberikan. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan teknik pembuatan, pengadaan dan distribusi serta penyimpanan vaksin, kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan imunisasi, penyakit yang sebelumnya telah diderita atau semata-mata kejadian yang timbul secara kebetulan yaitu ditandai dengan ditemukannya kejadian yang sama di saat bersamaan pada kelompok populasi setempat dengan karakteristik serupa tetapi tidak mendapat imunisasi. Hal ini sesuai telaah laporan KIPI oleh Vaccine Safety Committee, Institute of Medicine (IOM) USA menyatakan bahwa sebagian besar KIPI terjadi karena kebetulan saja. Kejadian yang memang akibat imunisasi tersering adalah akibat kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan (programmatic errors). Tidak semua kejadian KIPI disebabkan oleh imunisasi karena sebagian besar ternyata tidak ada hubungannya dengan imunisasi.

Anak-anak sangat rentan terkena penyakit karena virus atau yang dapat menyebabkan tanda dan gejala serupa dengan yang mungkin terjadi pada imunisasi. Gejala-gejala yang timbul setelah imunisasi, seperti demam, memang dapat terjadi atau tidak. Hal ini berhubungan dengan daya tahan tubuh anak. Untuk itu kita tidak perlu terlalu khawatir karena KIPI tidak selalu muncul pada setiap imunisasi. Gejala KIPI yang disebabkan induksi vaksin umumnya ringan, yang serius sangat jarang terjadi. Manfaat imunisasi untuk mencegah penyakit jauh lebih besar daripada risikonya, adapun jenis KIPI dapat terbagi atas :
1. Reaksi Lokal : nyeri di tempat suntikan, bengkak-kemerahan di tempat suntikan, dan jaringan parut.
2. Reaksi Sistemik : demam, ruam kemerahan, konjungtivitis (radang pada selaput mata), pembengkakan kelenjar parotis (kelenjar ludah di daerah rahang bawah), gelisah, lemas.
3. Reaksi Vaksin Berat : Kejang, trombositopenia (penurunan trombosit), Hypotonis hyporensponsive episode (HHE), reaksi anafilaksis (shock karena alergi), ensefalopati (peradangan pada otak)
Untuk mengurangi risiko dan memperkecil timbulnya KIPI harus selalu diupayakan peningkatan ketelitian pemberian imunisasi selama program imunisasi dilaksanakan dan memperhatikan kontra indikasi atau anak yang tidak boleh diberikan imunisasi pada kondisi mengalami demam > 40,5 0 C, kolaps dan keadaan seperti syok, kejang, menangis terus lebih dari 3 jam dalam 48 jam pasca pemberian imunisasi DPT, infeksi HIV atau kontak HIV serumah, penurunan kekebalan tubuh (kanker darah, tumor padat, keturunan, atau mendapatkan terapi yang menyebabkan penurunan kekebalan tubuh (immunodefisiensi) dalam jangka panjang, serta immunodefisiensi penghuni serumah.

Cara Menanggulangi dan Merawat KIPI
Sebagai orang tua tentu kita semua tidak ada yang menginginkan anak kita terkena KIPI. Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk mengetahui tentang tanda dan gejala KIPI serta cara perawatannya. Respon peradangan jaringan merupakan reaksi yang timbul karena proses penyuntikan vaksin dan iritasi pada jaringan tubuh, gejala yang muncul diantaranya adalah nyeri, kemerahan, dan bengkak, kondisi ini biasanya terjadi pada kurun waktu 48 jam setelah imunisasi. Cara perawatannya adalah dengan memberikan kompres dingin dan hindari penekanan di daerah bekas penyuntikan, berikan parasetamol 10 mg/kg BB/ kali pemberian apabila suhu tubuh anak melebihi 38,5 0 C. Bila pembengkakan terjadi sangat besar, disertai dengan nyeri, kemerahan pada daerah disekitar persendian maka tindakan yang perlu dilakukan sama seperti diatas ditambah dengan mengangkat bagian tubuh yang bengkak pada posisi yang lebih tinggi, gejala seperti ini akan membaik setelah satu minggu.

Pada daerah tempat suntikan dapat mengalami abses (bengkak bernanah) biasanya terjadi tujuh hari setelah pemberian vaksin, tetapi hal ini sangat jarang terjadi. Abses dapat disertai demam maupun tidak. Abses terjadi karena penyuntikan vaksin yang terkontaminasi, pembersihan atau penyimpanan yang tidak tepat. Perawatan abses dilakukan dengan pemberian analgesik (asetaminofen, kompres es pada tempat penyuntikan) bila perlu dilakukan pembedahan sederhana oleh tenaga kesehatan untuk mengeluarkan cairan atau nanah yang ada pada abses tersebut.
Gejala lain yang mungkin timbul adalah anak anda akan mengeleh lesu, nyeri otot, nyeri kepala, dan menggigil. Cara perawatan kondisi seperti ini maka berikan minum hangat dan selimut. Reaksi alergi yang memerlukan rujukan ke puskesmas atau rumah sakit seperti pembengkakan bibir dan tenggorokan, sesak nafas, penurunan tekanan darah menurun bawalah segera anak anda ke puskesmas atau rumah sakit untuk segera mendapat pertolongan lebih lanjut.

Gejala KIPI lainnya yang mungkin timbul adalah terkait dengan kondisi psikologis seperti anak merasa ketakutan, berteriak maupun pingsan juga dapat timbul karena pemberian imunisasi, maka cara perawatannya adalah dengan menenangkan anak dengan membacakan doa, dzikir, membacakan ayat-ayat alqur’an, beri wewangian/alkohol, apabila pingsan maka setelah sadar berikan minum teh manis hangat.
Demikianlah pembahasan singkat mengenai KIPI, cara pencegahnnya dan perawatannya, semoga dapat menjadi ilmu yang bermanfaat untuk kita semua. Kalau ada yang benar datangnya semata-mata dari Allah subhanahu wa’taala dan apabila ada kesalahan adalah dari syaitan dan kekhilafan penulis.

Comments

Popular posts from this blog

Teliti Memilih Herbal

Gara-Gara Jempol

Nasehat Untuk Jalan Kebangkitan Islam