AKHLAK SALAF, AKHLAK MUKMININ DAN MUKMINAT

Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz
Bagian Pertama dari Dua Tulisan [1/2]

Segala puji bagi Allah Rabbul 'Alamin, segala kebaikan teruntuk para muttaqin, shalawat dan salam tercurah bagi hamba-Nya, Rasul-Nya dan makhluk pilihan serta kepercayaan untuk menerima wahyu-Nya, yaitu Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib Al-Makki Al-Madani. Demikian juga shalawat dan salam tercurah bagi para kerabat dan sahabat serta siapa saja yang meniti jejak di atas jalannya dan mengikuti petunjuknya hingga akhir zaman.

Amma ba'du.

ALLAH MENGUTUS MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM SEBAGAI PEMBAWA HIDAYAH DAN DIENUL HAQ SERTA PENYEMPURNA AKHLAK


Sesungguhnya Allah mengutus Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan Al-Huda dan Dienul Haq. Al-Huda adalah khabar yang benar dan ilmu yang bermanfaat. Dienul Haq adalah syari'at dan hukum yang dibawa oleh Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Allah berfirman :

"Artinya :Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama agama meskipun orang-orang musyrik benci". [Ash-Shaff : 9]

Allah mengutus Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk jin dan manusia, untuk orang Arab dan non Arab, untuk laki-laki dan perempuan. Allah mengutusnya kepada seluruh penduduk dunia sebagai rahmatan (karunia) dan imaman (pemimpin) bagi orang-orang yang bertaqwa. Diutusnya Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mengajarkan dan memahamkan manusia tentang agama-Nya, menjelaskan penyebab keselamatan dan kebinasaan hidup di dunia dan di akhirat, Allah mengutusnya dengan Dienul Islam.

Allah berfirman :

"Artinya : Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam". [Ali Imran : 19]

Allah mengutus Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan membawa hidayah dan Dienul Haq, yaitu dengan membawa kabar yang benar, ilmu yang bermanfaat, syari'at yang lurus serta hukum-hukum yang adil. Allah mengutusnya untuk menyeru kepada seluruh kebaikan dan mencegah kejahatan. Allah mengutusnya untuk menyeru kepada akhlak yang mulia dan pebuatan yang baik serta mencegah rendahnya akhlak dan buruknya amal perbuatan.

Allah berfirman :

"Artinya : Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan". [Saba' : 28]

Allah berfirman :

"Artinya : Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam". [Al-Anbiya' : 107]

Allah berfirman :

"Artinya : Katakanlah : 'Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi ; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan yang mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk". [Al-A'raf : 158]


"Artinya : Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung". [Al-A'raf : 157]

ALLAH MENGUTUS MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM SEBAGAI PEMBIMBING IBADAH KEPADANYA

Inilah kenyataan dien yang agung dan inilah keadaan Nabi yang mulia yang mendapat keutamaan dari Rabbnya. Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai rahmatan lil 'alamin untuk jin dan manusia, untuk laki-laki dan wanita, untuk Arab dan non Arab. Bahkan dia diutus sebagai rahmat juga bagi mahluk melata, karena Allah perintahkan kepadanya agar berlaku baik, kasih sayang dan santun kepadanya. Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan bahwa diciptakannya jin dan manusia adalah agar mereka beribadah kepada-Nya.

Allah berfirman :

"Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku". [Adz-Dzariyat : 56]

Maknanya : Melainkan agar mereka beribadah dengan ikhlas untuk-Ku, mengesakan Aku, mentaati perintah-Ku dan menjauhi larangan-Ku. Ini semua akan terwujud dengan pelaksanaan ibadah, yaitu mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dengan harap-harap cemas (berharap karunia-Nya dan cemas terhadap adzab-Nya), dengan mengikhlaskan (niat) kepada-Nya, atas dasar iman kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya, dengan membenarkan khabar-Nya (Al-Qur'an) dan khabar Nabi-Nya (Al-Hadits) serta memelihara batas-batas aturan-Nya.

Allah memerintahkan hal itu dengan firman-Nya :

"Artinya : Hai manusia, beribadahlah kepada Rabbmu yang telah Menciptakanmu dan orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa". [Al-Baqarah : 21]

Perintah untuk ibadah ini bersifat menyeluruh, yaitu untuk laki-laki dan wanita, jin dan manusia serta Arab dan non Arab :

Allah berfirman :

"Artinya : Beribadahlah kepada Allah dan janganlah engkau menserikatkan Allah dengan sesuatu". [An-Nisaa' : 36]

Allah berfirman :

"Artinya : Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah kecuali kepada-Nya ..." [Al-Isra' : 23]


[Disalin dari kitab Akhlaqul Mukminin Wal Mukminat, edisi Indonesia Akhlak Salaf Mukminin dan Mukminat, oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Pustaka At-Tibyan]



Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=861&bagian=0


Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz
Bagian Terakhir Dua Tulisan [2/2]



ALLAH MENGUTUS MUHAMMAS SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALAM SEBAGAI PENUNJUK JALAN LURUS

Allah berfirman :

"Artinya : Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia ; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa". [Al-An'am : 153]

Dia telah mengajarkan kepada umat manusia sebagaimana tertera dalam Surat Al-Fatihah, yaitu "Al-Hamdu" maknanya ; hendaklah mereka memohon hidayah kepada Allah agar Dia memberi petunjuk shirathal mustaqim. Adapun shirathal mustaqim adalah agama-Nya, yaitu agama yang dibawa oleh Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dia adalah Al-Islam, Al-Iman, hidayah, taqwa dan kebaikan.

Allah berfirman :

"Artinya : Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Maha pemurah lagi Maha Pengasih. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan". [Al-Fatihah : 1-4]

Ini semua adalah sanjungan bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala dan sekaligus merupakan pengarahan bagi hamba agar mengakui bahwa sesungguhnya Dia adalah "Al-Ma'bud (yang berhak diibadahi)". dengan sebenar-benarnya. Dia pula tempat memohon pertolongan dalam seluruh urusan. Kemudian Allah mengajarkan kepada mereka agar mengucap :

"Artinya : Tunjukkanlah kami jalan yang lurus".

Ketika manusia memuji dan menyanjung-Nya serta mengakui bahwa dirinya adalah hamba Allah dan bahwa Allah adalah tempat memohon pertolongan, maka Allah mengajarkan mereka agar mengucapkan :

"Artinya : Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau anugrahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat". [Al-Fatihah : 5 -7]

Pengertian Ash-Shirath Al-Mustaqim adalah Dienullah, yaitu Al-Islam, Al-Iman, ilmu yang bermanfaat serta amal yang shalih. Ia adalah jalannya orang-orang yang mendapat nikmat dari kalangan ahlul ilmi dan amal, mereka adalah para sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik serta pendahulu dari kalangan Rasul beserta pengikutnya.

Inilah shirathal mustaqim, jalan-jalan orang yang Allah telah karuniakan nikmat kepada mereka. Mereka adalah orang-orang yang mengerti hakekat kebenaran dan beramal dengannya, sebagaimana firman Allah :

"Artinya : Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul (-Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugrahi nikmat oleh Allah, yaitu : Nabi, para shidiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya". [An-Nisaa : 69]

Inilah shirathal mustaqim, jalan para rasul dan para pengikut mereka (semoga shalawat dan salam tercurah kepada mereka) pada khususnya adalah jalan Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang mulia. Berkenan dengan ini kita diperintahkan agar mengikuti jalan yang telah ditempuh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, berjalan diatas manhajnya dan manhaj yang ditempuh para sahabat Radhiyallahu anhum (semoga Allah meridhai mereka dan meridhai ilmu dan amalnya).

Allah berfirman :

"Artinya : Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada-Nya dan Allah menyediakan bagi mereka jannah-jannah yang mengalir sungai-sungai di dalamnya ; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar". [At-Tubah : 100]

Yang dimaksud shirath adalah dienullah, ia merupakan wujud apa yang Allah utus bagi Rasul-Nya (risalah Nabi Shallallahu 'alihi wa sallam) yang berupa ilmu dan amal, yaitu ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih. Ia juga merupakan al-huda dan dienul haq yang dengannya Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam diutus. Ash-Shirath adalah apa yang ada pada kitab Allah Jalla wa 'Ala. inilah shirath yang agung, ia merupakan pelaksanaan perintah-perintah Allah dan upaya menjauhi larangan-larangan-Nya sebagaimana tersebut dalam Al-Qur'an yang agung dan hadits-hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang terpercaya.

Oleh karena itu, maka wajiblah bagi setiap pemeluk Islam agar mendalami Kitabullah, dan mempelajari Sunnah-sunnah Rasul-Nya serta istiqamah padanya. Di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, tercantum penjelasan tentang perintah-perintah dan larangan yang dibawa dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alihi wa sallam. Dan di dalamnya terkandung pula penjelasan tentang akhlak mulia yang dipuji dan disanjung Allah Ta'ala sebagai akhlak mukminin dan mukminat serta memuliakan sifat-sifat dan amal perbuatan mereka yang baik.


[Disalin dari kitab Akhlaqul Mukminin Wal Mukminat, edisi Indonesia Akhlak Salaf Mukminin dan Mukminat, oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Pustaka At-Tibyan]



Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=862&bagian=0


Comments

Popular posts from this blog

Teliti Memilih Herbal

Gara-Gara Jempol

Nasehat Untuk Jalan Kebangkitan Islam